Pertemuan 3 dan 4 MASTER/KLS VII/GENAP/2015
KETOPRAK CERITA NON SASTRA
Ketoprak merupakan
drama tradisional yang diperagakan oleh sebuah grup kesenian dan digelarkan di
sebuah panggung dengan mengambil cerita dari sejarah, cerita panji, dongeng dan
lainnya dengan diselingi jawak. Ketoprak muncul pada tahun ± 1922 pada masa Mangkunegaran.
Kesenian ini diiringi musik dari gamelan yang berupa lesung, alu, kendang dan
seruling.Karena cerita atau pantun-pantunnya merupakan sindiran kepada
Pemerintah atau Kerajaan maka kesenian ketoprak ini dilarang.
Namun kesenian
rakyat ini akhirnya tetap berkembang di pedesaan/ pesisiran. Setelah sampai di
Yogyakarta ketoprak disempurnakan dengan iringan gamelan Jawa lengkap dengan
tema ceritanya mengambil babad sejarah, cerita rakyat atau kerajaan sendiri.
Ketoprak ini dilakukan oleh beberapa orang sesuai dengan keperluan ceritanya.
Adapun ciri khas dari ketoprak ini dilakukan dengan dialog
bahasa Jawa. Tema cerita dalam sebuah pertunjukan ketoprak bermacam-macam.
Biasanya diambil dari cerita legenda atau sejarah Jawa. Banyak pula diambil cerita dari luar
negeri. Tetapi tema cerita tidak pernah diambil dari cerita epos (wiracarita): Ramayana dan Mahabharata. Sebab nanti pertunjukkan
bukan ketoprak lagi melainkan menjadi pertunjukan wayang orang.
1.
Sejarah
Ketoprak
Ketoprak adalah
satu dari puluhan kesenian tradisional yang masih dapat bertahan hingga
sekarang. Kesenian ini lahir sekitar tahun 1920 di Solo, namun mencapai
puncaknya di Jogja pada sekitar tahun 1950an.
Semula ketoprak
merupakan hiburan rakyat yang diciptakan oleh seseorang di luar kerajaan.
Mereka menyiapkan panggung dan berlagak menjadi raja, pejuang, pangeran, putri,
dan siapa pun yang mereka inginkan. Pada perkembangannya, hiburan ketoprak juga
diminati oleh anggota kerajaan, dan di setiap penampilannya selalu ada pelawak
yang membuat ketoprak terasa semakin hidup.
Kesenian yang
dalam penyajian atau pementasannya menggunakan bahasa Jawa ini memiliki cerita
yang beragam dan menarik. Mirip dengan teater, pertunjukan ini diisi dengan
dialog-dialog yang membawa penonton merasakan atmosfir “dunia” Jawa pada masa
Raja-Raja berkuasa.
Ceritanya diambil
dari mana saja, baik dari sejarah tanah Jawa hingga cerita-cerita fantasi.
Penampilannya juga selalu disertai tembang-tembang Jawa yang disisipkan di
beberapa bagian cerita, sehingga dapat juga dibilang ketoprak di satu pihak
mirip dengan operet. Kostum dan dandanannya menyesuaikan dengan adegan atau
lakon.
Pada awalnya,
ketoprak menggunakan iringan suara lesung dan alu yang biasa digunakan sebagai
alat penumbuk padi. Alat-alat ini menimbulkan suara: prak, prak, prak, yang
merupakan asal dari kata ketoprak. Namun saat ini jalan cerita ketoprak diiringi
oleh irama gamelan dan keprak yang tak henti. Dan ini sangat menarik dinikmati,
terutama apabila memang pertunjukan ketoprak yang disuguhkan mengangkat cerita
humor yang dapat mengundang tawa.
2.
Jenis-jenis
Ketoprak
Beberapa jenis ketoprak antara lain :
1.
Ketoprak Lesung
Sesuai dengan namanya, alat musik yang
dipergunakan dalam Ketoprak ini terdiri dari lesung, kendang, terbang dan
seruling. Ceritera yang dibawakan adalah kisah-kisah rakyat yang berkisar pada
kehidupan di pademangan - pademangan, ketika para demang membicarakan masalah
penanggulangan hama yang sedang melanda desa mereka atau ceritera-ceritera
tentang Pak Tani dan Mbok Tani dalam mengolah sawah mereka.
Oleh karena itu kostum yang dipakaipun
seperti keadaan mereka sehari hari sebagai penduduk pedesaan, ditambah dengan
sedikit make up yang bersifat reali
Untuk mementaskan Ketoprak Lesung dibutuhkan pendukung sebanyak ± 22 orang,
yaitu 15 orang untuk pemain (pria dan wanita) dan 7 orang sebagai pemusik.
Dalam pertunjukan ini tidak dikenal adanya vokalis khusus atau waranggana.
Vokal untuk mengiringi musik dilakukan bersama-sama baik oleh pemusik maupun
pemain.
Pertunjukan Ketoprak Lesung ini menggunakan
pentas berupa arena dengan desain lantai yang berbentuk lingkaran. Sampai
sekarang Ketoprak Lesung yang ada masih mempertahankan alat penerangan berupa
obor, tetapi ada juga pertunjukan Ketoprak Lesung yang menggunakan lampu.
Salah satu perbedaan Ketoprak Lesung dengan
Ketoprak Gamelan adalah adanya unsur tari. Pada waktu masuk atau keluar
panggung atau kegiatan lain pemain Ketoprak Lesung melakukannya dengan tarian
yang bersifat improvisasi.
Lama pertunjukan Ketoprak Lesung ini tergantung pada kebutuhan. Bila diminta
bermain semalam suntuk maupun setengah malam pemain ketoprak ini akan menyesuaikan
diri dengan mengambil lakon yang tepat untuk itu, akan tetapi dengan catatan
bahwa pertunjukan hanya dilakukan pada malam hari.
2.
Ketoprak Gamelan
Meskipun merupakan perkembangan lebih lanjut
Ketoprak Lesung akan tetapi fungsi pertunjukan Ketoprak Gamelan ini tidak
berubah, yaitu sebagai hiburan bagi masyarakat, yang kadang-kadang menyelipkan
penerangan penerangan dari pemerintah kepada mereka.
Hanya saja ceritera yang dimainkan dalam
Ketoprak Gamelan ini lebih banyak diambil dari ceritera babad tentang
kerajaan-kerajaan yang pernah ada, terutama di Jawa. Untuk mementaskan Ketoprak
diperlukan pendukung sebanyak kurang lebih 34 orang pemain, penabuh gamelan,
waranggana, dan dalang.
Lama pertunjukan untuk setiap pementasan mencapai 7 sampai 8 jam, dan bisa
dilakukan baik siang maupun malam hari. Dalam pertunjukan Ketoprak ini para
aktor biasanya berpedoman pada naskah singkat yang dibuat oleh dalang. Naskah
ini hanya memuat pedoman tentang adegan apa saja yang harus ditampilkan dari
inti dan ceritera yang dipentaskan. Dialog, blocking dan lain-lain permainan di
panggung sepenuhnya dilakukan oleh pemain secara improvisasi. Ketoprak ini
menggunakan alat musik yang berupa gamelan Jawa lengkap pelog dan slendro, atau
slendro saja.
Para pemain Ketoprak memakai kostum dan make
up yang bersifat realis sesuai dengan peran dan waktu ketika mereka tampil.
Tempat pertunjukan berupa pentas berbentuk panggung dengan dekorasi (latar
belakang) yang bersifat realis (sesuai dengan lokasi kejadian, misalnya di
hutan, di kraton dan lain-lain). Demikian juga dialog yang diucapkan para
pemainnya.
Ketoprak Gamelan dapat dikatakan sebagai
drama tradisional yang biasanya mengambil ceritera tentang kerajaan-kerajaan
tempo dulu. Sebelum permainan utama ketoprak di mulai, biasanya disuguhkan
terlebih dahulu pertunjukan extra berupa tari-tarian yang tidak ada hubungannya
dengan ceritera yang akan dimainkan.
3.
Modernisasi Ketoprak
Seiring berkembangnya jaman, budaya-budaya
tradisional harus dapat berkompromi dan beradaptasi dengan jaman sekarang agar
mereka bisa bertahan. Modernisasi ini bertujuan agar budaya tradisional
Indonesia tidak punah. Beberapa tayangan di televisi yang berhasil
mempertahankan budaya ketoprak adalah Ketoprak Humor, Ketoprak Canda, Ketoprak
Jampi Stres dan Ketoprak Plesetan. Tayangan-tayangan televisi di atas telah
dimodifikasi sedemikian sehingga mereka dapat beradaptasi dengan jaman
sekarang, tetapi tidak kehilangan esensi mereka sebagai kebudayaan tradisional.
Menurut data Survey Research Indonesia,
salah satu lembaga pemeringkat acara televisi, akhir Juni 2000, rating
(peringkat) Ketoprak Canda 5. Artinya, acara itu ditonton oleh 5% dari
sejumlah pemirsa di beberapa kota yang disurvai. Sementara Ketoprak Humor
mengumpulkan rating 9. Dari angka-angka di atas, dapat kita lihat bahwa
modernisasi ketoprak di Indonesia cukup berhasil
Naskah ketoprak bahasa jawa
Ing
jaman biyen, wonten satunggal kerajaan ingkang kasebut kerajaan Ngastinapura.
Raja punika nggadahi sifat serakah lan sa’geleme dewe. Ananging raja kagungan
putra ingkang bagus ati lan rupane. Baguse raono tandingane. Salah sawijining
dino hulubalang kerajaan nariki pajak dateng para rakyate. Arepo kepeksa kabeh
bisa bayar, kajaba Kunti. Rakyat miskin ingkang sampun boten anggadahi bapa
biyung, amargi sampun seda. Kunti iku yo ra maido ayune, mlinir kaya eseme
wulan yen lagi terang wulan. Amargi boten saget bayar pajak kunti digowo
menyang kerajaan didadosaken pembantu.
Wonten ing kamar,
Raja Aiswara lan Raden Airlangga lagi padha rerembugan.
Raja :
“Putraku, kapan kowe golekke ramamu iki mantu?”
Raden :
“nyuwun ngapunten Rama, kula dereng nemokaken ingkang mathuk kalian
atikula.”
Raja :
“Ramamu iki wes tua ngger, kepengenku, kowe ngganti aku kui wes duwe
bojo
Raden :
“Sendika dawuh Rama”
Raja :
“ananging, aku kepengen sik padha-padha saka kerajaan”
Banjur ngunu kui
Kunti teko gawa baki isi Poci.
Kunti :
“Mangga Raden, mangga gusti. Nuwun sewu.”
Raja :
“yayaya, gek balio kono. Putraku, pikirno opo sik tak omongke marang kowe
mau.”(lungo)
Raden
Airlangga wis ra gatekake menapa titahipun rama. Raden sampun kepencut kalian
bocah ayu lan mlinir mau, kunti. Sak jroning ati, Raden pengen ngerti sapa ta
bocah wadon kae mau. Banjur Raden nekani adikke wonten ing taman kerajaan
Raden :
“duh adikku ingkang ayu dewe”!
Inten :
“wonten menapa ta kangmas?”
Raden : “reneo dik, aku meh takok marang sliramu”
Inten : “bab menapa kang?”
Raden : “kowe ngerti ora bocah wadon ingkang dadi
babu anyar kerajaan kae, sek ayu tur mlinir.”
Inten : “o. . .Kunti maksutipun kakang?lha nggeh
dereng dangu kok kangmas. Jalaranipun Kunti menika boten saget bayar pajak bar
menika Kunti sampun boten gadah Bapa biyung.”
Raden : “o . . .dadi bocah kae jenenge Kunti”.
Rino
wengi Raden Airlangga ora bisa turu amargi kepikiran Kunti.bocah wado ingkang
saget gawe kasmaran si Raden.
(raden nyanyi)
“yen ing tawang ana
lintang cah ayu
Rungokno tangising
ati
Lintang-lintang
ngiwi-iwi, nimas
Tresnaku sundul
wiyati”
……………………………………………………………………………………………………
Esuk-esuk, Raden
goleki Kunti, lan ketemu Kunti.
Raden : “He, cah ayu, dik Kunti.!”
Kunti : (ninguk isin-isin)”dalem Raden, wonten
menapa?”
Raden : “ora nimas, sliramu ki sapa ta?sajake kok
aku ra tau ngerti.”
Kunti : “nuwun sewu gusti pangeran, kula menika
naming babu anyar wonten ing mriki, boten pantes rerembugan kaliyan
panjenengan.”
Raden : “ora nimas, aku sajake kepikiran sliramu
terus, kelingan sliramu, nimas aku tresno marang sliramu.”
Kunti : “ampun gusti, kula menika naming babu.ampun
gusti kula nuwun sewu badhe wonten wingking.”
Raden : (nyekel tangane Kunti) “dik Kunti, sliramu
iku tresno ora karo aku?jawaben Nimas.”
Kunti : (meneng. Banjur manggut-manggut campur
isin)
Raden : “nek ngunu ayo melu aku nemoni Rama.”
Kunti : “ampun Gusti Kula ajrih sanget.”
Raden : “wes ta, masalah kui tanggunganku.”
Raden Airlangga
ngajak Kunti nemoni Raja supaya bisa nglamarke Kunti.
Raden : “nuwun sewu rama”(sungkem karo kunti)
Raja : “ana apa iki, kok ana babu barang.?”
Raden : “nuwun sewu rama, menika bakal mantunipun
panjenengan.”
Raja : (kaget campur nesu)”opo?!ora sudi
aku!!!lancang tenan kowe. Sopo bocah wadon iki?babu lhe!!!!”
Raden : “ananging rama, kula sampun tresno.”
Raja : “menenga kowe!!!!ora gumun aku!!!kowe
wes wani marang ramamu iki,yowes kowe bakal tak jodokke karo dewi Wedari, putri
kerajaan Kartapura. Kanggo kowe babu!!!balio kono!!kowe ki sopo?bali!!!!
Kunti : “nuwun sewu gusti”(nangis banjur lunga).
Raden : “nimas, nimas!”
Raja : “meneng!!sesok kowe tak kirim menyang
kartapura.”
…………………………………………………………………………………………………
Wengi-wengi
Kunti nangis. Ujug-ujug ana wong ndodog jendelane. Kunti bukak.
Raden : “iki kangmas nimas, cup yo. . . .ojo
nangis, kangmas janji disekseni wengi lan rembulan aku bakal tresno karo
kowe.aku sesok dikirim menyang kartapura, kowe sehat-sehat enek kene yo.
Kunti : “inggih mas.”
…………………………………………………………………………………………………
Esuke
raden dikirim menyang kartapura dipetukake dewi Wedari. Ayune jan yo ra kalah.
Nanging sifate ala.
Wedari :”mugi-mugi
jenengan betah, raden pangeran.”
Raden :”aku ora bakal betah yen ninggalake dik
nimas Kunti.”
Wedari :”sinten tam
as menika.?”
Raden :”bocah wadon
ingkang tak tresnani.”
Wedari :”alah sek
kabare pembantu menika ta?raden menika sampun dijodokaken kaliyan kula. Kula
menika cocog. Boten babu kaya sinten wau.”
Raden :”nuwun sewu
nimas, aku tresnane gor karo Kunti, ngertio nimas.”
Wedari :”boten
saget!raden kaliyan kula.”(lunga)
Raden :”hmm(gelengke sirah).aku kangen sliramu dik
Kunti.”
…………………………………………………………………………………………………
Ana kamare Kunti,
dewi Inten ingkang sampun ngerti melu ngeneng-nengi Kunti.
Kunti :”Rara ayu, menapa jenengan boten risih?”
Inten :”ngomong apa ta weki Kun,?aku kudu jaga
kowe, kui pesene kangmas, tenang wae Kunti tak ewangi.”
Kunti :”matur nuwun Rara ayu. Kula nulis layang
kagem kangmas pangeran, ananging kepripun supados serat menika tekan?”
Ujug-ujug ana angin,
lan metu uwong setengah manuk wong wadon 2 mau.
“hahaha. . .hahaha. .
.ana apa cah ayu, ora pantes kowe ki nangis.”
Kunti :”njenengan sinten?”
Sri :”aku? . . hahaha. . . .iki Sri Kendil.
Dewi ingkang njaga jagad lan isine, aku iku sakjane dewi asmara.aku wes ngerti
babaganmu nduk, ngenes aku ngerti kowe kaya mangkene iki. Kenapa?apa ingkang
bisa ta ewangi?”
Inten :”menika dewi sri, kunti nulis layang kangen
kagem kang airlangga, menapa panjenengan saget ngeteraken?”
Sri :”haha. . . haha. . .gampang iki!tenang
wae cah ayu, takdirmu karo pangeran, yowes, aku tak ngeterke layang iki.”
………………………………………………………………………………………………..
Ing
nagara Kartapura, sri kendil goleki papane raden Pangeran. Sa’wise ketemu,
dirui pangeran, nanging dewi wedari ngerti lan melu ngrungokne sri kendil lan
pangeran.
Sri :”he. . . .raden! aku gawa kabar saka
Kunti.”
Raden :”jenengan
sinten?”
Sri :”aku, Sri Kendil.ingkang jaga
donya lan sa’isine, aku jane dewi
asmara,lagi ngapa kowe pangeran?”
Raden
:(sungkem)”nuwun sewu, lha kabar menapa ta Gusti?”
Sri :”iki layang saka Kunti, wacanen, tugasku
kui dina iki”
Raden:”kula saget
tumut jenengan boten gusti?”
Sri : “maaf pangeran, urung wektune, aku
lunga”.
(raden nyanyi layang
kangen)
Ujug-ujug pintune
raden dibuka dewi wedari.
Wedari :”napa menika
kangmas?”(ngrebut surate)
Raden :”lancing kowe dik!”
Wedari :”kangmas,
napa menika kang?sampeyan taksih hubungan ta kaliyan babu menika!awas mas kula
badhe matur rama Aiswara.”(lunga campur nesu).
“iki kesempatanku
lunga, arep tak boyong dik kuntiku, niatku wes gede, ora gumun gunung ing
ngarepku”batine pangeran.
……………………………………………………………………………………………………
Dewi
wedari ngerti niate raden makane, sa’derenge menyang ngastinapura wedari ngakon
prajurite. Sri kendil metu ngewangi pangeran perang.
Sri :”lunga kabeh koe(kekuatan pol), mangga
raden kula derekaken.”
Raden :”maturnuwun
dewi”.
Sri kendil lan raden
mabur menyang nagara ngastinapura.
…………………………………………………………………………………………………
Wonten
ing Ngastinapura, knit diolok-olok kaliyan raja,lan wedari. Dewi inten mung
bisa nangis ngerti kunti.
Raja :”he babu, duwemu ki opo?ngelmumu ki opo?”
Inten :”sampun rama, sampun.”
Raja :”rungokno iki babu, aku ora bakal ngrestoni
koe nresnani putraku,ora pantes!”
Wedari :”owalah,
menika ta rama ingkang seneng grudani kangmas?diusir kemawon rama.”
Inten :”rama . . . “
Raja :”inten,
mlebu!!!!kowe tenang wae nduk wedari aku ra bakal nyia-nyiani kowe.para
prajurit, guwangen babu iki!!!!”
Kunti :”ampun gusti,
ampun. . . .”
Ujug-ujug raden teka.
Raden :”rama!!nuwun
sewu, yen kula nglawan rama, nanging rama sampun kalewatan.”
Wedari :”lha kangmas
kok belani Kunti ta?lho rama, kangmas sampun kepelet.”
Raden :”meneng kowe
wedari!”
Raja :”kurang ajar kowe!awakmu wani karo
rama,njalukmu apa(jorokke raden).
Kunti :”kangmas!!!”
Raden :”dik, aku ra
bakal blenjani janjiku.”
Raja :”ngomong apa kowe, rene!!!!”
Raden :”nuwun sewu
Rama, jenengan sampun klentu.”
Raja nesu, banjur
ngetokne kuda-kuda . ing pas ngunu kui, angin gedhe sumilir, gludug
nyamber-nyamber, sri kendil metu.
Raja :”demit saka ngendi kowe!!”
Sri :”aku, Sri kendil, ingkang nyekel jagad
raya lan sa’isine, aku uga bisa disebut dewi asmara, penebas angkara murka. He
kowe raja bakil, uwesno lehmu serik karo Kunti, kurang kepiye ta bocah iki?
Raja :”sapa kowe ngatur-ngatur aku?rungokno
iki, marang sapa wae sing wani-wani nglawan aku, kudu mati!!!!”
Sri :”he. . .wong kang bakil, aku ora wedi,
, , ,hahahaha!”
Wedari :”rama, lha
inggih menika demit ingkang nemoni kangmas, alias pelete Kunti!!”
Sri :”kurang ajar kowe he wong wadon iblis
wujud uwong!tak kutuk kowe dadi watu (ngetokne tenaga dalam)kui ganjaranmu.”
Raden :”dewi sri . .
.
Sri :”tenang kemawon gusti, menika
urusanku.
Kunti :”kangmas”.
Raja :”wani-wanine kowe he demit tur
buta!!!!!awas kowe(nyerang sri kendil, nanging ra mempan)
Sri :”he raja bakil, kowe ra bakalan isa
mateni aku yen atimu ra resik, tak jupuke roh halus jahat ingkang nempel
awakmu(ngetokne tenaga dalam nglawan raja, kenek raja, banjur langsung semaput)
Sri :”ora usah kuatir, ramamu mung semaput,
wes tak jupuk demite sek eneg awake!”
Raden :”maturnuwun
dewi.”
Sri :”inggih.kunti, cup, meneng wae, kowe
lan pangeran bakal bahagia, aku melu bungah yen kowe yo bungah”
Raja sadar……..
Raja : “eneg apa tadi mau?(meneng wae)dewi sri
kula nyuwun pa daftar ngapunten “(sungkem)
Sri :ngapurao marang bocah 2 kui, aku rep
bablas sek,sa’durun ge bablas aku meh bebaske wedari (tenaga njero)
Wedari :”maturnuwun
dewi, kula nggeh nyuwun pamit, kunti, kangmas, rama, dewi sri. . .kula badhe
wonten kartapura.”
Sri :”urip sek tenterem yo. . .aku lunga.
Raden :”rama, menika
calon mantunipun rama.
Raja :” ya . . .ya. . . .ya aku njaluk ngapura
yo . . .
Wedari :”inggih rama”
Kunti :”kangmas maturnuwun, gusti, lan rara ayu
wedari
Raden :”aku ra mblenjani
janji ta dik”
TUGAS
1. Wacanen ketoprak ing dhuwur!
2. Sebutna unsur intrinsike wacan ketoprak kuwi!
3. Ceritakake maneh isi wacan ketoprak kuwi kanthi migunakake basa krama alus!